Puisi: Hati Manusia

Bismillah.

Hati Manusia

Sungguh, saya tidak tau apakah masih ada rasa kemanusiaan di hati para penjajah?

Bagaimana dengan tega mereka menghancurkan kebahagiaan saudaranya, saudara sesama manusia, bukankah mereka juga mempunyai keluarga, teman yang juga manusia?

Apakah mereka masih mempunyai hati?

Membaca, melihat dan mendengar penderitaan saudara kita yang terjajah sudah sangat mengiris hati.

Melukai, walau mereka wanita dan anak-anak. Walaupun terhadap laki-laki, tetap saja itu perbuatan yang sangat keji.

Sama sekali tidak bisa kubayangkan hati anak yang rapuh, anak-anak yang kadang hanya takut akan kegelapan. Anak-anak yang hanya mengetahui tetang canda tawa ini bisa menjadi korban kebengisan para penjajah.

Tidakkah mereka berpikir, bagaimana jika hal itu terjadi pada anak mereka, saudara mereka, kakak atau adik mereka?

Perempuan-perempuan, baik muda maupun tua diperlakukan layaknya hewan, tak ada belas kasihankah di hati mereka? Bagaimana jika ibu, bibi, nenek, kakak atau adik perempuannya diperlakukan seperti ini?

Laki-laki yang melindungi keluarganya hingga darah terakhir, laki-laki yang harus menahan pedihnya luka karena melihat anak maupun istrinya mejadi korban.

Bagaimana jika laki-laki itu ayah mereka, adik atau kakak mereka, paman, kakek bahkan guru mereka?

Sungguh, apakah benar mereka manusia?

-

Ditulis ketika melihat berita penjajahan di tempat-tempat terjajah seperti Palestina, Rohingya, Uighur, Yaman dan tempat-tempat lainnya. Dan sangat miris bencana kemanusiaan itu terjadi di negeri kita tercinta Indonesia, tepatnya Wamena. 

Walaupun bukan bentuk penjajahan seperti tempat-tempat berkonflik, tapi hal itu sudah termasuk bencana kemanusiaan, semoga bangsa kita selalu mendapat lindungan Nya.

Share: