Bismillah.
Reuni Bagian 2
Aku kira group WhatsApp kami akan ramai, tapi tak ada obrolan apapun. Jujur, aku juga malu untuk memulai, rasanya canggung. Wajar saja hampir sepuluh tahun kami semua tak pernah berkomunikasi, aku yang memang dasarnya pendiam, rasanya tak bisa memulai obrolan.
H-1 dari rencana reuni geng Sapporo kami. Ada satu pesan masuk dari Dian. Isi pesannya tentang acara reuni kami besok, sekedar mengingatkan kami semua.
Dian ya, sudah lama sekali aku tak pernah mengobrol dengannya. Rasanya rindu, tapi aku masih malu, bagaimana kalau aku dan dia sudah tidak nyambung seperti dulu lagi. Ah, tunggu ada yang membalas saja, lalu aku ikut. Gumam ku.
Aku melihat foto profil Dian, sayangnya dia tidak memajang foto dirinya. Begitupun Jihan dan Mitha, aku tak bisa melihat foto profilnya, mungkin karena mereka tidak menyimpan nomorku.
Malam sebelum hari reuni kami, aku memutuskan untuk menelpon Rara.
"Assalamualaikum, ada apa Fii?"
"Wa'alaikum salam, Rara acara reuni kita besok jadi kan?" Tanyaku.
"Iya lah, aku sudah siapin baju nih, nggak sabar deh kumpul lagi." Balas Rara di seberang telpon.
"Iya, tapi kok group sepi amat sih?" Tanya ku.
"Oh, mungkin pada sibuk kali, aku juga jarang buka hp. Tapi Dian sudah kirim pesan group tuh."
"Iya, aku sudah baca. Besok barengan ya, suami aku nggak bisa anterin aku. Aku yang jemput deh." Ajak ku.
"Eh, nggak usah Fii, kita ketemu di sana aja. Soalnya aku besok, emm, besok aku ada acara keluarga dulu." Jawab Rara.
"Ya, gitu ya. Ya udah, besok aku telpon ya kalau aku ada di sana."
"Langsung masuk aja kali Fir." Jawab Rara, sepertinya dia tertawa.
"Kan, semuanya teman-teman kita semua. Ngapain malu." Kata Rara melanjutkan.
"Nggak malu kok, cuman canggung aja." Balas ku.
"Santai aja."
"Iya, eh, udah dulu ya, mau siapin baju nih aku buat besok. Assalamualaikum."
"Iya, waalaikum salam. Sampai jumpa besok ya. Insha Allah."
Aku pun menutup telpon ku.
Pakai baju apa ya untuk besok.
H-1 dari rencana reuni geng Sapporo kami. Ada satu pesan masuk dari Dian. Isi pesannya tentang acara reuni kami besok, sekedar mengingatkan kami semua.
Dian ya, sudah lama sekali aku tak pernah mengobrol dengannya. Rasanya rindu, tapi aku masih malu, bagaimana kalau aku dan dia sudah tidak nyambung seperti dulu lagi. Ah, tunggu ada yang membalas saja, lalu aku ikut. Gumam ku.
Aku melihat foto profil Dian, sayangnya dia tidak memajang foto dirinya. Begitupun Jihan dan Mitha, aku tak bisa melihat foto profilnya, mungkin karena mereka tidak menyimpan nomorku.
Malam sebelum hari reuni kami, aku memutuskan untuk menelpon Rara.
"Assalamualaikum, ada apa Fii?"
"Wa'alaikum salam, Rara acara reuni kita besok jadi kan?" Tanyaku.
"Iya lah, aku sudah siapin baju nih, nggak sabar deh kumpul lagi." Balas Rara di seberang telpon.
"Iya, tapi kok group sepi amat sih?" Tanya ku.
"Oh, mungkin pada sibuk kali, aku juga jarang buka hp. Tapi Dian sudah kirim pesan group tuh."
"Iya, aku sudah baca. Besok barengan ya, suami aku nggak bisa anterin aku. Aku yang jemput deh." Ajak ku.
"Eh, nggak usah Fii, kita ketemu di sana aja. Soalnya aku besok, emm, besok aku ada acara keluarga dulu." Jawab Rara.
"Ya, gitu ya. Ya udah, besok aku telpon ya kalau aku ada di sana."
"Langsung masuk aja kali Fir." Jawab Rara, sepertinya dia tertawa.
"Kan, semuanya teman-teman kita semua. Ngapain malu." Kata Rara melanjutkan.
"Nggak malu kok, cuman canggung aja." Balas ku.
"Santai aja."
"Iya, eh, udah dulu ya, mau siapin baju nih aku buat besok. Assalamualaikum."
"Iya, waalaikum salam. Sampai jumpa besok ya. Insha Allah."
Aku pun menutup telpon ku.
Pakai baju apa ya untuk besok.
Posting Komentar