Pengikut

Reuni- Bagian 1

Bismillah.

Reuni Bagian 1

Pagi ini aku mendapat telepon dari salah satu sahabat SMA ku, dia memberitahukan bahwa insha Allah minggu ini akan diadakan reuni, reuni geng kami katanya. Hal ini karena salah satu sahabatku yang telah menetap di luar negeri datang berkunjung, kembali ke kampung halaman.

"Assalamualaikum, Fii apa kabar?" Terdengar suara dari telpon genggam ku.

"Walaikum salam, Alhamdulillah, baik Ra. Kamu apa kabar? Tumben ini nelfon." Balasku.

"Iya Fii, udah lama ya kita nggak telfonan. Maaf, akhir-akhir ini aku sibuk, sibuk urus anak hehe".

"Nggak papa Ra. Kayaknya ada sesuatu deh, kan tumben kamu nelfon." Aku mencoba mencari tahu alasan sahabatku ini.

Rara, adalah satu-satunya dari kelima sahabatku, yang sampai sekarang ini masih terus berhubungan denganku, walaupun hanya sekedar saling menyimpan nomor handphone dan sesekali saling menghubungi. Aku bersyukur karena masih bisa terus berkomunikasi.

"Ini, Fii aku dapat kabar kalau Jihan lagi ada di sini, lagi berkunjung katanya. Terus aku dapat telfon dari Dian, katanya.."

"Dian?" Tanya ku kaget.

"Iya Dian, aku juga nggak nyangka."

Aku terdiam. Rara pun melanjutkan seolah tahu apa yang ada dipikiranku.

"Semalam Dian nelfon, dia pakai nomor baru, wajarlah ya sudah sepuluh tahun lamanya. Dia tanya kabar aku sama kamu, katanya dia sudah dapat kontak anak-anak lain. Terus ngajak reuni deh." Kata Rara menjelaskan.

Para gadis biasanya senang membuat suatu perkumpulan atau bahasa kerennya geng-gengan, begitupun aku, Rara, Jihan, Dian dan Amel. Kami berlima bersahabat ketika SMA, kami satu geng. Yang setiap harinya barengan, jalan bareng, nginap bareng, berjanji kalau persahabatan yang kita jalani itu harus sampai tua.

Tapi janji itu hanya sekedar terucap. Kamipun lulus SMA, bercita-cita melanjutkan pendidikan bersama tapi apa daya, kita lulus di kampus yang berbeda, bukan hanya beda kampus tapi beda kota, bahkan beda negara.

Kamipun membuat group chat, tapi group chat itu sendiri pun hanya bertahan sebentar. Kami kehilangan kontak masing-masing, nomor yang terganti.

Aku sendiri berusaha mempertahankan nomor yang kugunakan, tapi handphone ku sempat di curi, aku kehilangan kontakku. Untungnya Rara sempat menghubungiku beberapa tahun lalu, akhirnya kami terus berhubungan, sesekali saling menyapa lewat telpon ataupun bertemu secara langsung.

Aku sempat mendengar kabar tentang Jihan yang telah menikah di luar negeri, aku mendapatkan info ini ketika membuka email lamaku, ternyata Jihan mengirimkan email, tapi sayang aku baru melihatnya setelah dua tahun, aku sempat membalasnya tapi sampai sekarang aku belum mendapatkan balasan dari emailku.

Oh iya, aku lupa memberitahukan kalau Jihan melanjutkan kuliahnya di luar negeri, di Australia tepatnya, karena beasiswa, jujur sebagai sahabat aku sangat bangga padanya.

Aku tetap melanjutkan kuliah di tempat tinggalku, Rara juga di tetap kuliah di sini. Tapi kami tak satu kampus.

Mitha dan Dian melanjutkan kuliah di luar kota, masing-masing di kota yang berbeda.

"Fii..gimana nih, mau pergi nggak? Eh, kamu ada WhatsApp kan? Nanti aku masukkin group ya." Suara Rara di seberang sana menyadarkanku dari lamunan.

"Eh, iya iya, boleh." Jawab ku.

"Ok, aku tutup dulu ya. Assalamualaikum Alaikum."

"Waalaikumsalam." Balasku.


"TRING"
Handphone ku baru saja berbunyi, ada sebuah notifikasi.

"Anda baru saja di tambahkan di Group "SAPPORO"

Reuni ya? 




Share:

Posting Komentar

Biografi Kak Mardiah PJ Baik Sapporo

Bismillah. Assalamualaikum . Saya akan memperkenalkan salah satu PJ ODOP BATCH 7, yang menjadi penanggung jawab kami di tim Sapporo...

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes