Pengikut

TANAHKU

TANAHKU

Tanahku, dia adalah tanahku. 

Bagaimana keadaan tanahku sekarang? Oh, dia baik-baik saja, tapi setelah kuperhatikan  menurutku tidak, tanahku, tempat kelahiranku tidak baik-baik saja.

Tanahku tak pernah bohong, berapa kali dia menangis, menggetarkan hatinya, mengeluarkan air matanya. Tapi, orang-orang yang berada di atasnya tak pernah sadar. Mereka kurang peka sepertinya.

Tapi tanahku terus mengadu kepada pemilikNya, agar kita yang merasa pemilik segera sadar bahwa kita hanyalah seorang peminjam, bukanlah sang pemilik.

Akhirnya, Sang Pemilik tanah mengizinkan tanahku untuk bergerak sedikit, sedikit saja. Dia juga mengizinkan ombak untuk menyapa, hanya sekedar menyapa. Agar kita yang di atasnya sedikit sadar.

Untungnya banyak yang sadar dan segera berubah dan tanahku tahu bahwa banyak yang sudah berubah, banyak yang sadar bahwa mereka hanyalah seorang peminjam.

Maka mereka yang sadar mengangkat tangannya, menyentuh tanah dengan kepalanya selagi memohon ampunan-Nya, selagi memohon agar tetap diberikan kesempatan menggunakan tanah-Nya.

Tanahku pun senang, tapi apa daya, masih ada peminjam di atas sana yang lupa bahwa dia hanyalah seorang peminjam belaka. Berlagak tanah ini adalah miliknya, tapi nyatanya, tak sebutir pun tanah adalah kepunyaanya.

Mungkin mereka terlalu jauh di atas sehingga tak mendengar tanah menegurnya, mungkin mereka terlalu jauh di atas sehingga tak mendengar ombak menyapanya.

Mungkin hanya angin sepoi yang menerpanya di atas sana. Tunggu, itu bukan angin sepoi, melainkan bisikan kecil yang membutakannya. Engkau tahu dari mana bisikannya, dari musuhku, dan musuhmu yang paling nyata.

“Aduuuh!” keluh mereka yang sadar.
“Oi..” teriak mereka yang sadar.

Akupun ingin menegurnya, tapi apa daya aku terlalu jauh di bawah.

Akhirnya, mereka yang di atas masih saja terlena.

Tanah saja tak didengar, ombakpun diabaikan. Apalah kita yang berada di bawah.

Tanahku semoga engkau tetap sabar dan masih mau meminjamkan dirimu padaku, pada kami. Aku dan teman-teman yang lainnya masih berusaha agar orang-orang yang di atas melihat ke bawah, mendengarkan kita.

Tanahku, kumohon tahanlah sedikit lagi, janganlah mengadu pada pemilikMu, akupun tak akan mengadu, aku hanya akan memohon semoga mereka yang di atas segera diturunkan, agar mereka mengetahui apa yang terjadi di bawah dan kami semua sama-sama memperbaiki diri, menjadi khalifah terbaik yang pernah ada di atasmu.

Share:

2 komentar :

  1. Tanahku... Tadinya aku pikir bakal jadi cerpen tentang tanah ...

    Duh ternyata Bumi ya
    Mengingatkan dengan cara yang berbeda nih Kak . Suka , keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe iya kak. Terimakasih sudah berkunjung😃

      Hapus

Biografi Kak Mardiah PJ Baik Sapporo

Bismillah. Assalamualaikum . Saya akan memperkenalkan salah satu PJ ODOP BATCH 7, yang menjadi penanggung jawab kami di tim Sapporo...

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes