Pengikut

Kutipan Buku "Otak Tanpa Kotak"

Bismillah.

Assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatu.

Haloo, teman-teman bagaimana kabarnya? Saya harap teman-teman dalam keadaan baik dan dirahmati Allah Subhana wa Ta’ala.

Saya sangat mengapresiasi setiap penulis, karena setiap saya membaca sebuah buku ataupun sebuah tulisan yang berisikan opini, artikel ataupun quote-quote ‎yang berada di media sosial, membuat saya untuk berfikir terbuka dan menambah wawasan saya.

Hal ini menjadikan saya ingin membagikan kutipan-kutipan dari sebuah buku, kali ini saya akan mengambil kutipan dari buku “Otak Tanpa Kotak”, saya tak bermaksud untuk spoiler tapi hanya ingin berbagi sedikit. Bagi teman-teman yang tertarik untuk membaca review bukunya bisa klik di sini.

“Siapapun boleh bermimpi dan bercita-cita besar. Bukankah orang-orang sukses yang ada adalah mereka yang punya mimpi besar, cita-cita tinggi dan tekad yang kuat. Tapi setinggi apapun mimpi kita, tetap harus kita ingat dari manakah kita berasal? Ita hanya berasal dari seenggok tanah dan setelah mati akan kembali ke tanah, lantas mengapa begitu melangit”
-Otak Tanpa Kotak, hal. 25-

Dari kutipan di atas bisa selalu menjadi self reminder bagi kita semua agar tak ada kesombongan dalam hati. Tak apa bermimpi besar, menjadi orang besar tapi ingat kita hanyalah seenggok tanah, maka selalulah bersujud ke tanah, memohon kepada-Nya.

Di dalam buku ini saya menemukan nasehat Imam Gazali yang kayak menjadi renungan, 

“Dulu tradisi orang-orang berilmu adalah mengoreksi dan menjaga penguasa untuk menerapkan hukum Allah Subhan wa Ta’ala. Mereka mengikhlaskan niat.

Pernyataannya pun membekas di hati. Namun, sekarang terdapat penguasa yang zalim namun orang-orang berilmu hanya diam. Andaikan mereka bicara, pernyataannya berbeda dengan perbuatannya sehingga tidak mencapai keberhasilan.

Kerusakan masyarakat itu akibat kerusakan penguasa, dan kerusakan penguasa akibat kerusakan orang-orang berilmu. Adapun kerusakan orang-orang berilmu akibat digenggam cinta harta dan jabatan.

Siapapun yang digenggam cinta dunia niscaya tidak akan mampu menguasai kerikilnya, apalagi untuk mengingatkan para penguasa dan para pembesar.”
-Otak Tanpa Kotak, hal. 80

Setelah membaca kutipan-kutipan tersebut, ternyata begitu relevan terhadap hal-hal yang terjadi belakangan ini. Semoga kita semua bisa bermuhasabah, agar bangsa dan negeri kita tercinta selalu mendapatkan kebaikan dari-Nya.

So, masih banyak kutipan-kutipan menarik dari buku ini, jadi bagi yang tertarik bisa membelli bukunya di toko online kesayangan atau di akun instagram @Bukusip.
Share:

Posting Komentar

Biografi Kak Mardiah PJ Baik Sapporo

Bismillah. Assalamualaikum . Saya akan memperkenalkan salah satu PJ ODOP BATCH 7, yang menjadi penanggung jawab kami di tim Sapporo...

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes